Minggu, 14 Maret 2010

Manusia Terdiri Dari Tiga Golongan


Ayyub ibnul Qoryah berkata. "Manusia terbagi dalam tiga golongan yakni orang yang berakal, yang dungu dan yang durhaka (perusak)
Yang berakal, menjadikan agama sebagai syariatnya. Sabar dan tenang adalah tabiatnya. Pandangan dan pikiran sehat menjadi pedomannya.

Orang berakal, apabila ditanya maka ia menjawab dengan baik. Kalau berbicara selalu tepat dan benar. Kalau mendengarkan uraian ilmu maka ditekuninya. dan kalau bercerita, ia mengambil dari sumber riwayat.
Adapun orang yang dungu, kalau berbicara mengecewakan orang. Kalau bercerita menakut-nakutkan orang dan kalau mengemukakan pendapat, pendapatnya tidak berbobot.
Sedangkan orang yang durhaka (fajir), apabila kamu amanati dia maka dia berkhianat. Bila kamu ajak bicara dia memburuk-burukkanmu. kalau mau menolong dia tidak memelihara kebaikanmu dan tidak mampu menyimpan rahasiamu. kalau belajar ia tidak mau mengambil pelajaran dan hikmahnya. kalau berbicara tidak bisa dimengerti dan kalau dibimbing agama dia tidak mau memahaminya.

Bagaimana menurut anda? Atau anda memiliki pendapat yang berbeda, silahkan disampaikan disini..

selanjutnya..

Pesan-pesan yang Bijaksana


Seorang yang dikenal bijaksana berpesan kepada anaknya. Pesannya, "Wahai anakku, aku berpesan sepuluh perkara dan peliharalah pesan-pesanku ini:
(1) Jangan bersengketa dengan tetangga

(2) Jangan berkongsi dengan orang yang suka cemburu
(3) Jangan tinggal dengan orang yang pendengki (hasud)
(4) Jangan bertetangga dengan orang yang jahil
(5) Jangan memulai perkelahian dengan orang yang lebih kuat dari kamu
(6) Jangan berteman dengan orang yang suka riya
(7) Jangan terlalu banyak bergaul dengan wanita
(8) Jangan berkawan dengan orang kikir
(9) Jangan memberikan rahasiamu kepada siapapun
(10)Jangan berbicara tentang sesuatu kecuali yang kamu ketahui dan jangan membeli sesuatu kecuali yang kamu butuhkan

Bagaimana menurut anda? Atau anda memiliki pendapat yang berbeda, silahkan disampaikan disini..

selanjutnya..

Aku Mengenal Diriku


Yazid Ibnul Muhallab pergi dalam suatu perjalanan dengan ditemani anaknya, Muawiyah. Mereka lalu dijamu oleh seorang wanita badui yang menyembelih kambing untuk meperluan jamuan itu.
Seusai makan, Yazid bertanya kepada anaknya, "Berapa uang yang kamu pegang?"

Muawiyah menjawab. "Seratus dinar."
Yazid berkata, "Berikan semuanya kepada wanita itu."
Muawiyah menjawab, "Dia kan wanita yang fakir tentu mau menerima pemberian yang sedikit. Lagi pula dia tidak mengenal (kedudukan ) ayah."
Yazid lalu menjawab, "Kalau dia rela menerima yang sedikit maka aku rela memberi yang banyak, dan kalau dia tidak mengenal aku maka aku mengenal diriku."

Bagaimana menurut anda? Atau anda memiliki pendapat yang berbeda, silahkan disampaikan disini..

selanjutnya..

Berakal atau Gila


Harun Arrasyid mengutus menterinya yang bernama Tsumamah agar meninjau rumah sakit jiwa untuk melihat keadaan mereka.
Tsumamah melihat diantara mereka ada seorang pemuda tampan sepert i seorang yang waras. Pemuda itu mendahului bertanya kepada menteri, "Saya ingin mengajukan satu pertanyaan."

Menteri menjawab, "Silahkan bertanya."
Pemuda itu bertanya, "Kapan seorang yang tidur menikmati tidurnya?"
Menteri menjawab, "Ketika dia bangun tidur."
Pemuda itu berkata, "Bagaimana dia dapat menikmati tidur sesudah bangun?"
Menteri menjawab, "Ya kelezatan tidur sebelum dia tidur."
Pemuda itu bertanya lagi, "Bagaimana dapat menikmati kelezatan tidur saat dia tidur."
Menteri menjawab lagi, "Kelezatan dan kenikmatan tidur saat dia tidur."
Pemuda itu lantas berkata, "Orang yang sedang tidur tidak merasakan sesuatu. Bagaimana bisa orang yang tidak sadar bisa merasakan sesuatu."
Menteri bengong, tidak bisa menjawab. Dia pergi dan bersumpah sama sekali tidak akan berdebat dengan orang gila.

Bagaimana menurut anda? Atau anda memiliki pendapat yang berbeda, silahkan disampaikan disini..

selanjutnya..